Kamis, 21 Oktober 2010

Sang Resiko…

risk2Seringkali saya ditanya… pak bisnis apa yang bagus saat ini… yang resikonya kecil untungnya besar. Hmm… pertanyaan otak kiri, tidak mau ketemu mahluk yang namanya RESIKO. Pertanyaan lucu buat saya, kenapa? Karena tanpa Anda sadari sesungguhnya Anda hidup dikelilingi oleh sang resiko, setiap hari, setiap saat. Masa sih…?
Coba perhatikan… dari rumah pergi kekantor naik mobil, resikonya kecelakaan, masuk rumah sakit bahkan mati. Naik pesawat terbang, enteng aja Anda naiknya… padahal resikonya jatuh trus mati. Yang resikonya mati saja Anda berani, sekarang buka bisnis yang resikonya cuma kehilangan uang bukan nyawa koq Anda tidak berani, kan lucu… lebih lucu lagi bahkan sama bisnis yang tidak ada resikonya-pun Anda masih tidak berani…
Seorang teman ditawari kelola kios untuk dagang, gratis, plus barang dagangannya disupply… tinggal dagang aja masih nggak berani… takut nggak laku katanya… Padahal kalau nggak lakupun sebetulnya bukan resiko-nya dia…
Tahun 2001 adalah tahun kebimbangan saya saat itu, kenapa? saya sedang dalam posisi bingung mempertimbangkan apakah saya harus tetap kerja melanjutkan karir atau berhenti dan memulai karir sebagai pengusaha. Ditengah kebimbangan tersebut, suatu hari saat saya sedang melamun selesai makan siang, tiba-tiba saya ketemu seorang sahabat lama. Setelah berbincang-bincang sekedarnya dia bertanya pada saya. “Kenapa kamu? kelihatannya seperti orang bingung…”, tanya dia. Saya jawab apa adanya, saya bilang saya sedang di persimpangan untuk memutuskan berhenti kerja atau tidak.
“Saya mau tanya sama kamu, kalau kamu terus kerja, apakah ada kemungkinan kamu sukses berkarir?”, tanya dia.
“Pasti ada..”, jawab saya.
“Kemungkinan kamu dipecat kena PHK atau perusahaan tempat mu bekerja bangkrut?”, lanjut teman saya.
“Ada juga kemungkinan itu”, jawab saya.
“Nah, kalau kamu jadi pengusaha, mungkinkah kamu jadi pengusaha sukses?”, tanya temen saya lagi.
“Oh..saya yakin bisa…”, jawab saya optimis.
“Kalau bangkrut?”, tanya dia.
“Ya ada sih…tapi saya yakin bisa…”, jawab saya agak heran.
“Nah…kenapa musti pusing mikirin mana yang paling baik…nggak ada bedanya koq…”
Anda berani naik pesawat, bahkan tidak cuma sekali…walaupun Anda tahu resikonya mati karena Anda yakin resiko itu sudah bisa dikendalikan atau diminimalkan. Tapi walaupun begitu bukan berarti tidak ada resiko kan? Karena yakin sudah diminimalkan, kalau pinjem istilah Aa Gym “menyempurnakan ikhtiar” misalnya pasang safety belt, tidak ngebut… dsb Anda menjadi yakin dengan apa yang anda lakukan walaupun resikonya nyawa sendiri. Sisanya kita tinggal berdoa…  diberi keselamatan…nah kalau itu sudah urusan yang di Atas.
Saya pikir dalam menghadapi bisnis juga sikap kita harus sama, apalagi kalau di bisnis resiko yang ditakutkan kebanyakan hanyalah masalah uang.
Kalau Anda amati contoh “naik pesawat” di atas, yang membuat kita berani ambil resiko adalah keyakinan kita yang kuat. Nah di bisnispun sama… dengan memupuk keyakinan yang kuat, maka resiko itu akan menjadi tidak terlihat…
Seorang mentor bisnis terkenal pernah mengatakan: Bisnis itu 80% keyakinan 20% strategi… Saya sependapat dengan itu. Jadi, jangan cari bisnis apa yang bagus, tapi bagaimana membuat bisnis kita menjadi bagus.
Lalu, bagaimana meminimalkan Resiko Rugi? Jangan lupa Zakat dan Sedekah…. Nah, bagaimana dengan Anda…?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar