Sebelum Anda memutuskan untuk membeli franchise martabak, pikirkan dengan cermat. Jangan tergesa-gesa, atau ikut-ikutan membeli franchise karena ramainya pemberitaan sebuah franchise martabak di media cetak atau elektronik. Apalagi jika Anda bermaksud menggantungkan kehidupan ekonomi dari usaha ini. Bisnis martabak memang dapat menjadi tiket bagi Anda dan keluarga untuk keluar dari himpitan ekonomi. Tetapi, dibutuhkan cara yang profesional dan masuk akal untuk mengelola bisnis ini agar sukses.
Sekarang ini, banyak franchise martabak yang bisa jadi membuat Anda bingung harus memilih yang mana. Ada franchise martabak yang harga franchisenya dijual murah dengan produk ala kadarnya. Yang lain lagi, ada franchise martabak yang outletnya sangat banyak, ada dimana-mana dan menjual produk martabak kepada konsumen dengan harga sangat murah, tetapi dengan harga jual franchise sangat mahal, ratusan juta rupiah. Mana yang akan kita pilih?
Pertama, pikirkan produknya. Apakah produknya memang ok banget. Sekali Anda membeli, pasti ketagihan lagi. Kalau enak, kemanapun akan diburu konsumen. Kedua, ini bisnis yang untung atau rugi? Apakah harga jual produk martabak ke konsumen yang sangat murah ini setelah dihitung-hitung memang menguntungkan? Bagaimana kalau ternyata dengan harga jual martabak yang sangat murah tadi tidak untung? Mungkin Anda akan mengatakan: 'mana ada orang usaha yang mau jual rugi?' Benar, secara logika tidak ada yang mau. Tetapi dalam berbisnis orang mau melakukan demi mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar, sehingga kerugian dapat ditutupi oleh untung yang sangat besar tadi. "Apa maksudnya?" Para penjual franchise ini bisa saja tidak perduli dengan harga jual produk martabak yang sangat murah, atau mengalami rugi. Karena memang bukan ini targetnya. Mereka akan banyak dapat keuntungan dari menjual franchise yang harganya ratusan juta rupiah, atau dari harga franchise yang murah dengan kualitas martabak ala kadarnya. Dengan kata lain, penjual franchise tadi tidak hidup dari menjual produk martabak, tetapi dari menjual franchise. Sementara para pembeli franchisenya hidupnya bergantung penuh pada keuntungan dari menjual setiap produk martabak. Ini namanya kerja bakti. Karena kalau mau fair, dihitung dari manapun tidak akan untung dengan membanderol harga yang sangat murah tadi. Harga yang sangat murah tadi hanya satu cara untuk mebuat banyak orang datang berkunjung. Dan ini akan berhasil pada saat awal-awalnya saja.
Masih mengenai produk, ada juga franchisor yang menawarkan banyak variasi martabak (adonannya), ada yang merah, hijau, coklat dan kuning; Terlalu mudah membuat variasi seperti ini. Persoalannya, Apakah bahan pewarna yang digunakan adalah bahan natural atau artificial, bahan pewarnan kimia untuk makanan. Misal menggunakan perasa dan pewarna strawberry, pasta pandan (bukan daun pandan asli), dsb. Apa ini yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen? kemudian, ada yang menggunakan isian atau filling yang variatif. Boleh saja, tapi tidak semua isian cocok dengan produk martabak.
Singkat cerita dari semua ini, inilah yang sesungguhnya terjadi: di awal usaha mereka, para franchisee merasakan apa yang menjadi harapan mereka, ramai dengan pembeli! Kenyataan memang demikian. Tetapi, ini semua tidak berlangsung lama. Baru saja memasuki minggu ke-2 dan ke-3, waoh surprise! outlet martabak tadi menjadi sangat sepi! Kemana perginya para pembeli? Bukankah harganya jual produknya sangat murah? Dan ini terjadi pada outlet yang lain yang memiliki brand yang sama. Banyak teman-teman kami yang profesinya adalah wartawan boga juga membenarkan hal ini. Dan beberapa dari konsumen kami yang kebetulan adalah pembeli franchise dari franchisor (penjual franchise) martabak tadi, mengeluh kepada kami bahwa usaha franchisenya sangat sepi, hanya ramai di awal bulan saja, itupun tidak untung. Menyedihkannya lagi, baru satu bulan usaha martabaknya tutup. (berbeda halnya, jika outlet tutup karena biaya sewa yang ternyata terlalu mahal, lalu sedang mencari di tempat lain yang harganya lebih masuk akal, untuk membuka usaha yang sama. Di kota besar yang padat seperti Jakarta, tidak mudah mencari tempat usaha yang cocok). Hal seperti ini terjadi bukan hanya pada satu konsumen, tetapi beberapa konsumen yang kebetulan juga adalah pembeli franchise martabak yang sama. Diantara mereka ada yang telah mengeluarkan uang di bawah 20 jt rupiah, ada yang diatas 100 jt rupiah. Ini sangat memprihatinkan! Mengapa bisa terjadi seperti ini? Karena produk tidak mendukung. Tentu Anda tidak ingin mengalami seperti ini bukan? Maka pelajari dengan cermat sebelum Anda membeli franchise martabak.
dan Muakhi Martabak Adalah salah satu franchise yang kami sarankan untuk anda beli!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar